HOME // Ekonomi // Kejadian // Peristiwa

Perum Perhutani KPH Jombang, Diduga Permainkan PJS

 Pada: Selasa, 22 Mei 2018
Mojokerto. kompaspublik.com-  Proyek pembangunan Rintisan Wisata Berbasis Religius, Agroforestri dan Budaya yang telah berlangsung beberapa bulan dikerjakan oleh Paguyuban Jabung Sejahtera (PJS) yang di Ketuai oleh Suparlan ada indikasi mendapat sandungan batu terjal dan tajam dalam daging, Sehingga pelaksanaan pekerjaan proyek Wisata Jabung tersendat.

Wisata yang terletak di Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto dengan obyek utamanya adalah makam ulama penyebar agama Islam dari negeri Persia yang bernama Sayyid Abdurrahman. Beliau merupakan tokoh agama sekaligus ahli nujum pada zaman kerajaan Mojopahit yang juga di kenal dengan nama Ki Ageng Jabung dan juga Tidak jauh dari lokasi terdapat Candi Grinting, Situs Makam Jago Panjilaras, Situs Umpak Batu dan Yoni Lebak Jabung.

Suparlan saat Jumpa Pers pada hari Senin (21/5 /2018) dilokasi bersama puluhan awak media dari Mojokerto maupun Jombang mengatakan, “bahwa wisata yang sedang dirintis bersama paguyubannya (PJS. Red) menjadi sesuatu yang bagus, karena akan ada perpaduan antara religius, budaya, dan agrobis. Tapi sayangnya rintisan wisata ini tersendat pekerjaannya, akibat adanya gesek-gesekan oknum KPH sendiri,” Katanya.

Jadi dengan adanya hal itu, sambung Suparlan menegaskan, ” kami selaku Ketua PJS merasa dipermainkan oleh pihak KPH Jombang pada Perum Perhutani. Pasalnya kedua belah pihak telah melakukan perjanjian kerjasama guna mengelola wisata rintisan bumi pelataran mojopahit yang dikenal dengan tempat petilasan Gajah Mada, yang berada di Desa Jabung Kacamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto, namun akhir-akhir ini pihak KPH Jombang pada Perum Perhutani malah mempolisikan pihak paguyuban,” Paparnya.

Ditambahkan, pihak PJS dilaporkan pihak KPH perhutani wilayah Jombang,  lantaran diduga PJS telah mengeluarkan batu dan dijual kepada warga sekitar,  tak hanya itu PJS juga dituding telah melakukan perusakan lingkungan lahan milik perhutani , tetapi semua tuduhan pihak perhutani terhadap PJS saat gelar perkara di polres Mojokerto semua tidak terbukti, ” ungkap Suparlan (45) Selaku ketua PJS kepada para awak media, kemarin.

“pihak kami tak pernah menjual batu di area wisata ini,  tetapi pihak kami tahu ada masyarakat kampung sebelah, ada yang mengambil batu diperuntukkan untuk pembangunan jalan umum, sedangkan tudingan soal perusakan itu tidak benar, sebab PJS disini malah membenahi dan membangun kawasan ini, sesuai dengan surat perjanjian kesepakatan (SPK) yang kita buat bersama pihak KPH perhutani Jombang,  PJS ditunjuk sebagai pelaksana dan pengelola wisata Jabung, “beber Suparlan.

Anehnya lagi,  lanjut Suparlan, pihak kami tak cukup dilaporkan polisi saja, namun dari pihak KPH perhutani wilayah Jombang juga membawa investor baru untuk menggantikan pisisi PJS, lho… SPK kenapa harus dibuat apabila pihak kita mau dipermainkan,  padahal pihak PJS juga sudah banyak mengeluarkan uang untuk pembangunan tempat wisata tersebut,  bahkan uang yang kami keluarkan sudah ratusan juta, “ujar Suparlan.

 “Apabila pihak Perum KPH wilayah Jombang tak ada itikad baik, PJS juga bakal lapor balik terkait persoalan ini,  tetapi bila pihak perhutani menganggap semua ini hanya mis komunikasi mari dilanjutkan kemitraan PJS dengan pemangku wilayah wisata Jabung yakni KPH Jombang, dan kita lanjutkan SPK yang sudah kita buat secara bersama, ” tandasnya.

Sebelum menutup acara jumpa pers, Suparlan menegaskan,” keberadaan kami disini tidak semata untuk bisnis, tetapi kita bertujuan untuk melestarikan peninggalan budaya Mojopahit jangan sampai punah, dan harapan kami rintisan wisata Jabung ini kedepan bisa menjadi wisata pilihan,destinasi wisata Mojokerto dengan menampilkan wisata Religius, wusata Budaya dan wisata Agrobis serta lainnya ,” Tutupnya. (Team).
Baca Juga :  Organisasi Wartawan Bersatu, Sikapi Disfungsi DP

Sudah dibaca : 99 Kali
 


Berkomentarlah yang bijak. Apa yang anda sampaikan di kolom komentar adalah tanggungjawab anda sendiri.