Media Online Kompas Publik– Kedua kali Asian Games diselenggarakan di Indonesia ini menjadi momen penting dalam membangun etos kerja masyarakat Indonesia. Sehingga pembangunan infrastruktur fisik yang dilakukan akan semakin berdampak pada pembangunan karakter dan budaya baru di masyarakat.
“Asian Games ini bukan hanya sebuah peristiwa olahraga, tetapi juga bentuk unjuk kemampuan menyelenggarakan perhelatan internasional. Untuk itu, kekompakan semua elemen masyarakat adalah kunci keberhasilan penyelenggaraan dan juga prestasi para atlet,” ungkap Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Hilmar Farid usai membuka Pameran Sejarah Asian Games dengan tajuk “Olahraga dan Pembangunan Etos Kerja (Energi yang Tak Pernah Padam),” di Museum Nasional yang dilansir indonesiaberita.com di Jakarta, Sabtu (18/8).
Melalui penyelenggaraan Asian Games, menurut Hilmar, terjadi dorongan besar untuk pembangunan secara fisik. Namun, yang perlu dipahami publik, saat ini bangsa Indonesia juga sedang berproses membangun budaya baru. RELATED POSTS didukung masyarakat 1962, Indonesia sukses membangun sejarah baru melalui Warisan Budaya Pencak Silat.
“Pesan Politik Elektoral Pidato Jokowi : Bung Karno dulu kan fokusnya nation building. Jadi, bagaimana mempersatukan orang Indonesia dalam sebuah gawe raksasa. Memang betul-betul ujian kemampuan. Pekerjaan raksasa ini hanya mungkin jika didukung kebudayaan masyarakat yang solid,” jelasnya.
Semangat pembangunan infrastruktur, baik untuk tempat perlombaan Asian Games dan konektivitas, harus dibarengi dan dilanjutkan dengan pembangunan kebudayaaan dan peradaban bangsa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Presiden Joko Widodo pada pidato kenegaraan di depan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), pada tanggal 16 Agustus 2018 yang lalu.
“Karakter, semangat, etos seperti ini yang kita perlukan untuk membangun peradaban baru Indonesia di tengah kemajuan infrastruktur,” kata Dirjen Hilmar yang di ulas indonesiaberita.com (red).