Surabaya.kompaspublik.com- Debat kandidat pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) Jawa Timur berlangsung Selasa malam (10/4). Dua kandidat, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno, bertarung gagasan dan program.
Pengamat politik Universitas Airlangga, Novri Susan mengatakan, dari penampilan didalam debat terlihat jelas bagaimana posisi yang diambil dari masing-masing calon. Kandidat nomor urut satu, Khofifah-Emil, terlihat mengambil posisi agresif. Adapun Gus Ipul-Puti terlihat lebih tenang, santai dan tegar dalam mengurai problem sekaligus solusi bagi masyarakat.
Dalam sesi pertama Puti menanyakan kepada Emil mengenai stunting atau gizi buruk yang terjadi di Trenggalek.
“Kenapa Trenggalek jadi kabupaten stunting?” Tanya Puti.
Emil menjawab bahwa sebelumnya Puti harus tahu lebih dulu mengenai arti dari gizi buruk.
Dari data yang dimiliki, Emil mengatakan bahwa kondisi kesehatan bayi di Kabupaten Trenggalek lebih baik dari pada rata-rata di Jawa Timur,” Jawab Emil.
Puti pun mengatakan bahwa di suatu desa di Trenggalek, bayi yang mengalami stunting karena terkait lingkungan dan fasilitas MCK.
“Di Desa Kayen, Trenggalek, bayi kena stunting. Itu terkait lingkungan, fasilitas MCK,” Kata Puti.
Emil pun balik bertanya kepada Puti mengenai jumlah angka gizi buruk di Jawa Timur dan dari mana sumber pembiayaan yang dia ketahui.
“Berapa angka gizi buruk di Jawa Timur? Bagaimana sumber pembiayaannya?” Tanya Emil.
“Namun, hingga akhir sesi debat, Puti belum bisa menjawab pertanyaan tersebut,” Ujar Novri
“Bahkan didalam Debat tersebut Emil terlihat lebih emosional. Terutama pada segmen debat Cawagub, terlihat Emil sangat agresif, Hingham dibeberapa sesi sempat emosional saat Puti bertanya soal kondisi anak gagal tumbuh atau stunting di Kabupaten Trenggalek, dimana Emil menjadi Bupati,” Paparnya.(ian/lis)