Media Online Kompas Publik- Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional, 02 Mei 2018 banyak yang menulis status dari seorang Presiden sampai seorang yang memiliki wacana #gantipresiden, juga turut mengucapkan Hari Pendidikan Nasional.
Hal ini adalah sebuah syimposium bersama dimana tujuan kita semua sama yaitu perbaikan pendidikan di negeri Indonesia tercinta ini. Banyak sekali yang perlu ditinjau ulang mulai dari kebijakan-kebijakan menteri, dana BOS yang masih belum rata dan dikorupsi halus, Ujian Nasional yang masih amburadul sistemnya, serta revisi kurikulum 2013.
Permasalahan diatas begitu kompleks, masyarakat awam juga tidak melihat sejauh ini mengenai anak-anak mereka yang masih sekolah. Anggapan mereka baik-baik saja.
“Itu urusan guru yang penting udah di dalam sekolah sudah aman, dan seluruhnya dilimpahkan kepada guru,” Ucap orang tua siswa. Miris bukan pendidikan saat ini ?.
Sedangkan Ki Hajar Dewantara, yaitu Bapak Pendidikan Nasional yang tanggal lahirnya dijadikan Hardiknas pernah mengatakan, “Setiap orang menjadi guru, dan setiap rumah adalah sekolah.” Jadi sebetulmya sebuah pendidikan adalah tiang-tiang penyangga bangsa, dimana tidak hanya guru saja yang merawat tiang tersebut, melainkan seluruh insan manusia yang hidup di Indonesia. Karena pendidikan menjadi landasan dasar guna mempersiapkan kader muda untuk bonus demografi nanti, agar ditahun 2030 negeri ini masih ada.
Begitupula Presiden kita, dahulu pernah mengatakan, “Revolusi Mental,” tepat sekali mungkin cita-cita beliau adalah merombak halus mental-mental manusia di negara ini, berani jujur, hebat tidak hanya dijadikan tulisan simpatik, namun sebagai realisasi yang penting karena sebuah kejujuran akan dapat mendatangkan kemakmuran. Sehingga Siswa diajak berpikir nalar realistis, serta diajak bermain sambil belajar, agar tidak memegang mobile legend saja.
Semoga dihari ini, cita-cita Ki Hajar Dewantara diteruskan oleh generasi muda yang sedang menghadapi era Revolusi Industri 4.0 ini. Dan orang tua mampu mengajarkan nilai-nilai spiritual saat dirumah. Lalu guru mengasah intelektual saat disekolah, lingkungan sekitar, hingga mengajarkan human sosial yang baik. Apabila terlaksana ditahun 2045, maka akan benar-benar menjadi tahun emas, generasi kita akan cerdas menentukan sikap dengan intelektual tinggi yang dibungkus moralitas yang dapat di terima masyarakat. (Red).
Ditulis oleh: M. Wahyu Ariyanto (Wakil Ketua DPM FE Unesa)