Media Online Kompas Publik- Terkait serangkaian serangan bom bunuh diri di tiga gereja dan markas Polrestabes Surabaya yang menimbulkan puluhan korban luka-luka dan meninggal dunia. Akhirnya polisi berhasil menembak mati dua orang terduga teroris pada subuh tadi, Senin (14/05/2018) yang berusaha melawan anggota polisi. Lalu polisi juga menangkap lima orang yang terduga teroris tanpa ada perlawanan.
“Memang ada dua orang terduga teroris ditembak mati, karena mereka berusaha melawan dan membahayakan anggota polisi yang bertugas dilapangan. Sedangkan tiga orang kita lakukan penangkapan di Surabaya, dua orang lainnya kita tangkap di Sidoarjo,” Ungkap jjuru bicara Polda Jatim, Frans Barung dalam jumpa pers di Mapolda Jatim, Senin (14/05/2018).
“Tentunya mereka sudah merencanakan penyerangan terhadap beberapa sasaran, tapi kemudian digagalkan,” Pungkas Frans dalam jumpa pers terbaru yang tidak mengungkap tempat yang menjadi sasaran itu.
Selanjutnya berita yang dilansir awak media di Jakarta, bahwa Kapolri, Tito Karnavian menjelaskan, kalau jenis bom yang digunakan dalam serangan di Surabaya, adalah bom pipa dengan bahan peledak Triaseton Triperoksida (TATP) yang sering digunakan oleh pihsk ISIS di Irak dan Suriah. Dan bahan peledak ini memiliki daya ledak luar biasa, sehingga dijuluki ‘Mother of Satan’ atau ‘Ibu Setan’. Namun senyawa tersebut kurang stabil, sehingga bisa meledak tanpa detonator. Inilah yang terjadi di Rusunawa Wonocolo di Sidoarjo.
“Setelah kita datangi TKP, ternyata itu adalah ledakan yang terjadi karena kecelakaan; kemungkinan besar oleh perilaku sendiri,” Kata Tito dalam jumpa pers di Surabaya.
Kepala keluarga yang merakit bom itu, Anton, adalah teman Dita, pelaku serangan bom gereja dan ketua JAD Surabaya. (*/red).
Sumber : bbc.com