Surabaya, Media Online kompaspublik.com – Pameran East Food Indonesia & East Pack Surabaya 2019 kali ini menargetkan pada peningkatan pengunjung mencapai 25.000 orang. Jumlah itu meningkat dari penyelenggaran tahun 2018 yang mencapai 20.000 orang.
“Jumlah target pengunjung meningkat, karena jumlah peserta pameran juga tambah 20 persen. Selain itu juga ada pavilion makanan dan minuman dari Korea Selatan yang memiliki daya tarik tersendiri,” kata Daud D Salim, CEO Krista Exhibitions, saat jumpa pers jelang pameran yang akan berlangsung mulai Kamis (20/6/2019) hingga Minggu (24/6/2019) di Grand City Convex Surabaya.
Pameran Eastfood Indonesia & Eastpack Surabaya merupakan pameran dalam bidang industri makanan dan minuman, bahan baku, teknologi dan jasa layanan dan teknologi pengemasan. Pameran sudah berlangsung hingga tahun ke-11.
Pameran tahun ini diikuti lebih dari 185 peserta, baik dari lokal maupun internasional.
Mengingat banyak pihak yang dilibatkan dalam pameran ini. CEO Krista Exhibitions, Daud optimis respon pengunjung akan meningkat.
“Antara lain Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Specialty Coffe Association of Indonesia (SCAI), Indonesian Chef Association Badan Pimpinan Daerah Jawa Timur dan Komunitas UKM Berbagi Bersama Berkembang,” jelas Daud.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi S Lukman, menambahkan kinerja industri makanan dan minuman ditarget tumbuh 9 persen untuk 2019 ini. Apalagi Surabaya merupakan gerbang dari Indonesia Timur. Dengan moment pameran industry mamin di Surabaya ini optimis bisa mendorong pencapaian target yang akan dikebut di semester II tahun ini.
“Sementara di tahun 2018 lalu, capaian industri mamin Indonesia di 6,9 persen. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Adhi.
Menurut Adhi, pertumbuhan pasar Mamin, terutama di segmen FMCG (Fast Moving Consumer Good) di wilayah timur mengalami peningkatan positif.
“Misalnya si Sulawesi dan Kalimantan tumbuh 3 persen. Itu untuk segmen FMCG yang peredarannya di ritel modern. Belum mamin yang tidak melalui FMCG,” tambah Adhi.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Budhi Wibowo, menuturkan di tahun 2019 ini, industri menengah dan besar yang dibawah AP5I, juga berkomitmen memperluas pasar lokalnya.
“Selama ini, 99 persen perusahaan yang menjadi anggota kami pasarnya adalah ekspor. Tahun ini, pasar lokal kami targetkan untuk ditambah, mengingat potensinya yang tidak besar,” tukas Budhi.