Media Allround- Guna terciptanya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Mojokerto dalam menyongsong Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk tahun 2045 Indonesia Maju, Bupati Mojokerto mengadakan silaturahmi dengan 4 Organisasi Pendidikan, yakni HIMPAUDI, HP3, IGTKI, dan IGRA.
Dalam agenda ini, yang berlangsung di rumah dinas Bupati Mojokerto, Kamis (28/4) siang. Bupati Mojokerto membahas tentang perbaikan kualitas SDM yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia pada generasi muda Kabupaten Mojokerto.
Dalam sambutannya, Ikfina mengingatkan dalam proses penurunan stunting di Kabupaten Mojokerto terdapat target dari pemerintah pusat. “Kita ingin dapat status negara maju, dan Indonesia maju ini ditarget pemerintah pusat akan meninggal status negara berkembang menjadi negara maju tahun 2045 artinya pada saat itu kualitas SDM di Indonesia harus dijamin betul-betul standar kualitas sumber daya negara maju”, ucapnya.
Lebih lanjut, dalam menyongsong tahun 2045 Indonesia maju, Ikfina menjelaskan terdapat berbagai masalah yang harus dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto. “Masalahnya antara lain ternyata ada 4,1 persen anak-anak kita itu yang difabel, ada 9,8 persen dengan mental disorder, nah kemudian yang terbesar adalah stunting angka nasional adalah 27,6 persen. Ini kalau dijumlahkan kurang lebih ada 41,5 persen yang mendekati 50 persen dari anak-anak kita yang nantinya akan menjadi SDM emas tahun 2045,” tuturnya.
Dalam silaturahmi ini, orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto ini berharap adanya kerja sama ini dapat menurunkan stunting yang ada di Kabupaten Mojokerto. “Ternyata tantangan yang kita hadapi tidak tidak ringan dan tidak sederhana, tetapi tidak ringan dan tidak sederhana kita akan bisa kalau kita ini bersatu, kita bersinergi, kita bersama-sama dalam satu barisan kita melangkah bergerak bersama-sama, maka kita harus yakin bahwa stunting yang 27,6 persen akan segera kita atasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, dalam menurunkan stunting, Ia menjelaskan terdapat kategori dalam mencegah stunting. “Stunting itu bisa kita akan cegah kalau intervensi kita itu mulai dari calon pengantin, ibu hamil, sampai anak usia dibawah dua tahun, kalau sudah tahun tidak bisa lagi,” ujarnya.
Selain itu, Ikfina juga berharap dalam kerja sama dari semua pihak di tahun 2024 Kabupaten Mojokerto bisa zero stunting. “Kalau kita kerja betul kita bisa mengupayakan tahun 2024 bahkan kita bisa lho zero stunting, kalau kita fokus dari calon pengantin sampai ibu hamil dan bayi di bawah umur dua tahun,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ikfina berharap dari silaturahmi ini dari seluruh organisasi yang diundang dapat mempersiapkan dalam menurunkan stunting di Kabupaten Mojokerto. “Saya berharap apa yang akan ditindak lanjuti baik dari HIMPAUDI, HP3, IGTKI, maupun IGRA segera nanti saya yakin data-data sudah lengkap untuk mempersiapkan siapa kader yang akan dikirim, kita akan mulai satu lembaga satu dulu apa kondisi kekurangan tantangan dan hambatan yang dihadapi ketika pelaksanaan,” pungkasnya. (Sulis/Kominfo-Mjk).