Media Alkround- Era disrupsi adalah masa dimana terjadi inovasi dan perubahan secara masif. Perubahan tersebut terjadi secara fundamental, hingga mengubah berbagai sistem dan tatanan ke cara yang baru.
Dampaknya, mereka yang tidak bisa mengikuti perkembangan dan mempertahankan cara lama tidak dapat bersaing. Perubahan pada era disrupsi ini sering digaungkan kaum muda. Pasalnya mereka adalah yang akan menjadi pemimpin masa depan dan paling mengalami dampak dari era disrupsi ini.
Untuk menghadapinya, kaum muda harus adaptif dan inovatif di dalam persaingan. Mengingat persaingan kerja semakin kompetitif. Hal itu disampaikan Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati saat menjadi pembicara di agenda Talkshow Angkringan Pelajar jilid 1, Minggu (12/6) pagi.
“Kita sekarang ini berada di era disrupsi, ini tidak hanya Indonesia, tetapi seluruh dunia saat ini sedang berupaya bagaimana kemudian menyesuaikan kondisi negaranya masing-masing, terutama terkait dengan kebutuhan sumber daya manusia terhadap kebutuhan di era disrupsi ini,” ungkapnya.
Setelah industri 4.0, Bupati Ikfina menambahkan, muncul istilah era masyarakat 5.0 atau super smart society. Hal ini menjadi solusi atas industri 4.0 yang dinilai menimbulkan degradasi manusia.
Pada era super smart society ini, manusia menjadi komponen utama. Sementara itu pada industri 4.0, manusia sekadar menjadi komponen pasif.
Dalam era 5.0, manusia berelaborasi dengan sistem informasi dan teknologi. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Jadi sekarang ini, negara ini, bahkan dunia, butuh sumber daya manusia yang segera bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan teknolohi informasi yang sangat berkembang. Perubahan teknologi yang begitu pesat dalam waktu yang singkat ini harus segera direspon, kita semua harus dalam posisi growth mindset,” tandasnya.
Untuk itu, generasi muda yang berada dalam posisi growth mindset ini diminta segera menyesuaikan diri. Tak hanya itu, kaum muda proaktif jemput bola, turut ambil peran dalam era super smart society ini.
“Maka dari itu, kalau hanya menunggu apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah, maka tidak akan bisa secepat itu. Semuanya harus berupaya menempatkan diri, bagaimana baiknya, apa yang mereka harus lakukan, sehingga bisa mengambil peran,” tegasnya.
Dalam agenda bertajuk ‘Pelajar Berperan Bukan Baperan’ yang juga dibarengi dengan Deklarasi Pelajar Stop Narkoba ini, Bupati Ikfina mengatakan, pengendalian penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba juga tak kalah penting untuk diperhatikan.
“Mereka sekarang ini memberikan perhatian khusus dan luar biasa terhadap narkoba, memang narkoba ini harus diselesaikan, mengapa, karena urusan yg lebih besar lagi untuk masa depan bangsa ini itu harus segera dilaksanakan dan itu bisa dilaksanakan dengan baik kalau urusan narkoba ini juga bisa dikendalikan,” jelasnya.
Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto ini pun mengapresiasi Pengurus Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Umala (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Mojokerto yang telah memprakarsai agenda ini. Pihaknya berpesan, untuk menghadapi era disrupsi dan mengendalikan penyalahgunaan narkoba, perlu sinergitas luar biasa dari seluruh elemen.
“Saya selalu sampaikan, bahwa negara ini sedang memanggil anak-anak bangsa, nah itu termasuk semua anak-anak muda yang ada di sini tadi. Apa yang bisa dilakukan supaya kita sama-sama bisa memenuhi kebutuhan itu, supaya kita bisa sama-sama menjaga stabilitas kondisi keamanan bangsa ini, bagaimana kita sama-sama saling menjaga, saling mendukung, saling mengingatkan, saling memberikan masukan, intinya supaya semua berperan secara produktif dan positif,” pesannya.
Usai materi disampaikan oleh Bupati Mojokerto, Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Mojokerto, AKBP Suharsi, dan dari Polres Mojokerto, seluruh peserta Talkshow Angkringan Pelajar jilid 1 ini menggelar Deklarasi Pelajar Stop Narkoba.
Agenda yang berlangsung di gedung pertemuan Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kabupaten Mojokerto, Minggu (12/6) pagi ini juga dihadiri Ketua PC NU Kabupaten Mojokerto, K.H Abdul Adhim Alwi. (Tawi/Kominfo-Ar).