Tuban, Media Allround -Satreskrim Polres Tuban telah menetapkan dua belas orang sebagai tersangka dalam kasus pemerasan dengan ancaman kekerasan di kawasan tambang Desa Dahor, Kecamatan Grabagan, Tuban, Rabu (7/8/2024) lalu.
Kedua belas individu tersebut, mengaku dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), diduga terlibat dalam kasus pemerasan dan ancaman kekerasan.
Kapolres Tuban, AKBP Oskar Syamsuddin, menjelaskan dalam konferensi pers bahwa para tersangka mengatasnamakan LSM ketika melakukan aksinya.
“Mereka ini datang ke tambang dan mengusir pekerja, menyita kunci ekskavator, dan menyegel tambang,” kata Oskar.
Dua belas orang tersebut berasal dari beberapa kota diantaranya 5 orang Tuban dan 7 lainnya berasal dari luar kota. 5 tersangka tersebut adalah ARG (58) asal Mojoagung Soko, M.S (55) asal Bangunrejo Soko, AS (42) asal Sendangrejo Parengan, RN (34) asal Prunggahan Kulon Semanding, dan JHM (29) asal Prunggahan Kulon Semanding.
Sedangkan, tujuh lainnya diantaranya SA (40) asal Bawangan Ploso Jombang, S (46) Lamongrejo Ngimbang Lamongan, MR (41) asal Setiabudi Jakarta, EK (38) asal Balongpanggang Gresik, S (48) asal Curug Kota Serang Banten, dan M (45) asal Pacet Mojokerto.
“Awalnya ada lima belas orang tersangka yang berhasil kami amankan, tapi setelah kami lakukan penyelidikan lebih lanjut hanya ada dua belas orang inilah yang terlibat dalam tindak pidana tersebut,” ujar Kapolres Tuban AKBP Oskar Syamsuddin, Selasa (13/8/2024).
Kapolres Tuban mengatakan, para tersangka tersebut diduga terlibat dalam kasus pemerasan dengan ancaman kekerasan terhadap korban NR (55) warga asal Lamongan yang tinggal di Pekuwon Rengel Tuban.
Lebih lanjut Kapolres mengatahkan, berawal dari para tersangka yang berada di lokasi tambang dan melakukan pengusiran terhadap pekerja tambang, dengan menyita kunci ekskavator jenis Bego kemudian menyegel dengan memasang line serta menutup tambang tersebut dengan paksa.
“Tak sampai disitu Usai melakukan aksi tersebut, tersangka meminta sejumlah uang nominal fantastis yaitu Rp.200.000.000; (dua ratus juta rupiah) berdalih sebagai bentuk damai, namun deal nya baru diserahkan Rp 20 juta sebagai bentuk aksi damai antara pemilik tambang dengan tersangka,” ucapnya.
Atas perbuatan tersangka, tersangka dikenakan pasal 368 ayat 1 KUHP dengan ancaman 9 tahun penjara.(Red)