Sidoarjo, Media Allround – Makam leluhur Dusun Wonokasian Desa Klitih Kecamatan Wonoayu, hari ini, Minggu (15/12/24) terendam banjir. Ini menjadi tamparan keras kepada warga semua, terutama kepada pemerintah Desa Wonokasian kabupaten Sidoarjo yang tidak mampu menjaga dengan baik tanah leluhur.
Di desa Klitih terdapat makam bersejarah, yaitu makam Mbah Potro dan kompleks tersebut telan menjadi cagar budaya, di tahun 2024 ini pertama dalam sejarah nya kompleks makan Klitih ini terendam.
Ini menjadi teguran dari yang mahakuasa kepada pemangku kebijakan yang telah di amanahkan memimpin di Wonokasian bahwasanya di desa Klitih ini sedang tidak baik baik saja Namum tidak ada upaya untuk memberikan solusi terbaik terhadap banjir ini
Banjir yang datang merendam area makam leluhur desa Klitih, tapi sampai hari ini kita tidak melihat adanya upaya pemerintah Kelurahan Wonokasian kabupaten Sidoarjo untuk menangani persoalan banjir di makam Mbah Potro ini.
Warga yang perduli akan cagar budaya ini, mengajak kepada seluruh masyarakat, pemuda, saudara, dan saudari yang ada di desa Klitih untuk membendung banjir dengan bahan seadanya.
“Makam leluhur kita yang terdampak langsung oleh banjir, mari kita turun dan tunjukkan bahwa hari ini kita marah dan sangat tidak nyaman dengan kondisi Makam leluhur kita yang seperti sekarang,” kata salah satu warga.
Menurutnya bahwa adanya keluh kesah masyarakat, mengetuk pintu hati pemerintah desa, atau kabupaten untuk bisa peduli terhadap makam luluhur desa.
Diketahui bahwa adanya pembangunan di sekitar area makam yang tidak mematuhi izin yang sesuai berdampak kepada lahan makam leluhur.
“Kami bersuara karena peduli, bangunkan mereka. Sampaikan hari ini butuh penanganan secepatnya,” ucap warga Klitih.
Dalam waktu dekat warga akan melakukan aksi protes kepada pemerintah desa agar menegur bangunan PT Sehati yang diduga menjadi penyebab banjir area makam dengan membawa tuntutan diantaranya.
“Pemdes harus segera mengatasi permasalah banjir di Makam Mbah Potro, dengan membuat saluran air agar air bisa masuk ke aliran sungai,” terangnya.
Akibat pembangunan tersebut di mana saat ini kurang lebih 90% air masuk ke aliran sungai terhambat sehingga mengakibatkan luapan air di sepanjang area makam.
“Sekali lagi kami sebagai masyarakat yang terdampak langsung oleh banjir. Mari kita sama sama memperjuangkan makam leluhur kita tercinta, mari kita sama sama memperjuangkan kesejahteraan tanah leluhur kita,” pungkasnya.,(an)