HOME // Serba Serbi

Lestarikan warisan budaya Warga Banjarsari Gelar Khotmil Qur’an dan Kirim Do’a

 Pada: Minggu, 5 Januari 2025

Mojokerto, Media Allround – Kegiatan rutinan khotmil qur’an dan do’a bersama warga Dusun Banjarsari, Desa Kedunglengkong Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat setempat.

Tensi spiritual dan rasa kekeluargaan dalam acara yang istimewa ini, sudah berlangsung kesembilan kalinya. Tradisi mulia yang bertempat di Pelataran Aula Makam Eyang Tumenggung Soekarto Widjoyono, yang sebelumnya telah dikenal sebagai tempat bersejarah dan spiritual bagi masyarakat.

Di sinilah masyarakat setempat seringkali berkumpul di lokasi ini untuk merenung dan mengenang para leluhur mereka, merasakan kehadiran spiritual yang kuat di antara mereka.

Acara Khotmil Qur’an dan do’a bersama tersebut tidak hanya sebatas pembacaan kitab suci, tetapi juga diiringi dengan pembacaan Sholawat Nabi yang dibawakan oleh grup Al-Haddad Djawa Dwipa.

Keberadaan grup musik ini, yang berasal dari Desa Kedunglengkong, telah menjadi simbol lokal yang membawa semangat religius dan kebersamaan bagi masyarakat.

Dalam penampilan mereka, setiap nada dan lirik dirangkai untuk menyentuh hati para pendengarnya, menciptakan suasana khidmat yang penuh rasa syukur dan harapan.

Pembacaan sholawat ini merupakan ungkapan cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, serta pengharapan agar berkat dan rahmat Allah senantiasa tercurah kepada keluarga, masyarakat, dan setiap individu yang hadir di acara tersebut.

Dengan kehadiran ratusan warga yang datang, suasana menjadi semakin meriah, menggambarkan sinergi antara tradisi, spiritualitas, dan kearifan lokal yang meneguhkan komitmen mereka untuk saling mendukung dan menjaga nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari.

Ketua LBH Djawa Dwipa, Hadi Purwanto, ST, SH, menyampaikan rasa syukurnya yang dalam kepada semua yang hadir.

“Alhamdulillah, kami bersyukur bahwa kegiatan rutin ini telah berlangsung untuk yang ke-9 kalinya. Ini menunjukkan komitmen kuat dari masyarakat dalam memelihara dan menguatkan hubungan sosial di antara warga.” ujarnya.

Baca Juga :  Galian C di Kabupaten Probolinggo, Diduga Tak Berijin Dan Melululantakkan LH

Ia menjelaskan bahwa acara ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga sebuah sarana untuk menjaga ikatan emosional yang telah terjalin selama bertahun-tahun, yang disaksikan dan dirasakan oleh setiap individu yang hadir.

“Tujuan digelarnya acara rutin ini yang paling utama adalah sebagai bentuk bakti mendo’akan kepada para orangtua dan para leluhur serta ahli kubur Desa Banjarsari yang telah meninggal dunia,” tuturnya.

Hadi juga menekankan bahwa momen ini adalah waktu untuk refleksi mendalam, di mana setiap individu diajak untuk merenungkan perjalanan hidup mereka dan menyadari betapa pentingnya untuk terus menghargai warisan yang telah dibangun oleh leluhur.

“Dengan mengingat jasa dan pengorbanan mereka, kami berharap setiap doa yang dipanjatkan dapat memberikan ketenangan dan kedamaian bagi arwah mereka, serta memperkuat rasa kesatuan di antara kami yang masih hidup.” imbuhnya.

Acara ini menjadi refleksi atas pentingnya tradisi menghormati warisan budaya dan agama, di mana setiap individu diingatkan untuk terus menjalin ikatan yang erat dengan akar sejarah dan sosial mereka.

Melalui kegiatan ini, diharapkan akan tumbuh kesadaran kolektif dalam menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi bangsa ini, serta menciptakan generasi yang tidak hanya mengenang, tetapi juga meneruskan kebaikan kepada generasi berikutnya.(an)


Sudah dibaca : 9 Kali
 


Berkomentarlah yang bijak. Apa yang anda sampaikan di kolom komentar adalah tanggungjawab anda sendiri.