Mojokerto, Media Online kompaspublik.com Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, M. Sos, melakukan kunjungan kerja dan peninjauan PT. Pakerin (Pabrik Kertas Indonesia) Kecamatan Pungging, didampingi Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, Rabu (19/6) siang.
Kunker Gubernur Jatim,membahas penggunaan bahan baku kertas yang digunakan PT. Pakerin, berupa kertas bekas atau waste paper import. Bahan import dari luar negeri ini tidak murni unsur kertas, namun bercampur dengan material sampah plastik yang susah terurai. Isu yang disorot saat ini adalah indikasi tercemarnya sungai karena limbah sisa produksi kertas tersebut. Terkait penanganan masalah import bahan baku kertas PT. Pakerin serta peninjauan lokasi limbah, pemberian bantuan paket sembako, bak sampah pilah 1 unit dan Drop Box sampah penampung 4 (empat) Unit, dihadiri – + 250 orang.
Direktur PT Pakerin bapak Steven,” PT. Pakerin berdiri sejak tahun 1978 dengan tenaga kerja saat ini sebanyak 2300 orang, yang menjadi kebutuhan bahan baku kami adalah bahan baku kertas bakas. Bahan kertas kami dapat dari para pengepul lokal, karena pengadaan bahan baku kertas bekas dari lokal tidak memenuhi kebutuhan dilapangan, maka kami melakukan pengadaan kertas bekas Impor untuk memenuhi kebutuhan kami”, jelas Dirut Pakerin.
Diketahui bahwa produksi kertas ini bahan baku kertas di atur dalam peraturan Menteri Perdagangan yaitu melarang impor kertas yang bercampur dengan plastik, apabila mendatangkan limbah kertas dari luar Negeri agar dipilah pilah plastik dengan kertas dan Limbah B3.
“Kami punya catatan industri-industri di Jawa Timur yang mengimport bahan baku dari luar. Jika terdeteksi plastik, bisa dikembalikan dan segera tindaklanjuti. Karena kita juga sadar, jika industri kertas menggunakan bahan pulp, eksistensi hutan juga terancam,” kata dia.
Khofifah mempersilakan import pada industri kertas. Namun dengan catatan tidak ada ikutan plastik, maupun B3, serta pastikan betul darimana. Dirinya juga menyebut bahwa bahan baku waste paper yang mengandung plastik, boleh dikembalikan ke negara asal. Hal ini sesuai dengan hasil Konvensi Basel.
Selain PT. Pakerin, beberapa industri kertas di Kabupaten Mojokerto yang menggunakan waste paper impor antara lain PT. Mega Surya Eratama, PT. Sun Paper Source, dan PT. Mekabox International.
Jawa Timur Kembalikan Sampah Plastik ke Australia
Pemprov Jawa Timur mulai melakukan penolakan impor sampah plastik. Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), lima dari sebelas peti kemas impor sampah plastik yang masuk ke Jawa Timur, dikembalikan ke negara asalnya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bea Cukai, dan Kementerian Perdagangan telah mereekspor lima peti kemas sampah ke Australia bulan ini.
“Semua industri kertas di JawaTimur melakukan impor. Semuanya ada sebelas peti kemas. Kebetulan ada masalah karena ditemukan limbah plastik cukup besar pada proses impor tersebut,” kata Kepala DLH Jawa Timur, Diah Susilowati.
Diah tidak menampik sampah impor yang masuk ke Jawa Timur mengandung sisa plastik dan material lainnya. Sisa kandungan sampah yang tidak terpakai itu dari industri kertas. Sisa bahan baku sampah ini yang lantas mengalir ke beberapa tempat di Jawa Timur.
“Sisa itu dimanfaatkan masyarakat sekitar, dipilah lagi kemudian dijual. Karena memang masih punya nilai ekonomis,” ungkap Diah Susilowati.
Meski memiliki nilai ekonomis, Diah mengakui masalah impor sampah ini menuai polemik. Hanya saja, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Sebab kewenangan perizinan berada di pemerintah pusat.
“Impor urusannya Kementerian Perdagangan. Kami tidak ikut campur karena pengawasannya juga berada di Bea Cukai,” ungkapnya.
Kendati begitu, Diah mengaku pihaknya akan melakukan penanganan terhadap sampah plastik yang tercecer melalui pemilahan sampah plastik, sehingga tidak mencemari lingkungan di Jawa Timur.
“Akan ditata kembali, nantinya dibentuk bank sampah. Terus kami atur penempatannya. Tidak boleh ceroboh, tidak boleh ditempatkan di pinggir sungai, maupun sawah,” tandasnya.
Sebelumnya, Pemprov Jawa Timur menanggapi serius temuan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) atas adanya impor sampah plastik yang masuk di Jawa Timur.
Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak berkordinasi dengan Bea Cukai. Mantan Bupati Trenggalek itu ingin memastikan jalur dan asal usul masuknya impor sampah plastik yang dimaksud Ecoton.
Itu bukan perkara mudah, karena dipastikan pelaku punya cara cerdas dalam memasukan impor sampah plastik. Namun, setidaknya ada upaya melakukan review masing-masing peti kemas yang segera dijalankan para surveyor. (an)