PDAM Giri Tirta ketika dropping air bersih untuk pelanggan di Desa Semampir, Kecamatan Cerme
Gresik, Media Online Kompaspublik.com- Direktur Utama (Dirut) PDAM Giri Tirta Gresik, Siti Aminatus Zariyah merespon keluhan warga Desa Semampir, Kecamatan Cerme yang air di lingkungannya tidak mengalir selama beberapa minggu.
Respon ditunjukkan direktur perempuan pertama di tubuh PDAM Giri Tirta Gresik itu dengan distribusi air kepada pelanggan di Desa Semampir, Kecamatan Cerme. Salah satunya, kompensasi yang diberikan adalah dengan mengirim air tangki kepada pelanggan di desa setempat, Rabu (3/2/2021) untuk mengatasi mampetnya air.
Siti Aminatus Zariyah mengatakan, keluhan warga soal debit air yang masuk ke rumah kecil hingga tidak mengalir. Rata-rata warga yang mengeluh tidak mendapatkan air merupakan pelanggan yang berada di ujung.
Menurutnya, analisa awal mengapa air yang masuk ke rumah tidak merata. Salah satunya terjadi kebocoran pipa tersier yang menghubungkan pipa distribusi di Jalan Raya Tambakberas-Cerme ke pipa rumah tangga.
Untuk itu, PDAM Giri Tirta Gresik melakukan opsi kompensasi kepada pelanggan yang distribusi airnya mampet sebenarnya sudah dipikirkan sejak awal menjabat pada awal 2019 lalu. Namun, sejauh ini masih mencari formula yang tepat.
“Mengapa? Khawatirnya saat kami memberikan kompensasi berupa penggantian air yang terjadi malah salah. Ini tentu harus dibahas secara hati-hati,” katanya .
Risa, begitu sapaan akrabnya, kemudian mencontohkan yang dilakukan PDAM Giri Tirta di beberapa RT yang ada di Desa Semampir. PDAM memberikan kompensasi berupa pengiriman dua tangki air pada pelanggan PDAM di sana lantaran mereka sudah tidak mendapatkan distribusi air selama beberapa minggu.
“Kami masih mencari formula dalam menentukan skala prioritas siapa pelanggan yang berhak menerima kompensasi. Misalnya, airnya sudah tidak mengalir berapa lama dan faktor penyebabnya apa. Nantinya dari parameter itu kami bisa mengambil kebijakan terukur,” terangnya.
Sementara mengenai kondisi distribusi air di Desa Semampir, kata Risa, pihaknya baru mendapatkan laporan bahwa telah ditemukan adanya tiga kebocoran pipa sekunder 200 milimeter pada pipa yang tertanam di depan makam Cerme Lor dan depan bendungan Cerme Kidul. Kebocoran juga terjadi pada pipa yang tertanam di depan exit tol Desa Banjarsari.
“Kami mulai melakukan pengukuran pipa dari mulai Kecamatan Cerme hingga Banjarsari untuk mencari kebocoran jika masih ada. Upaya ini bisa kami lakukan jika sudah tidak ada genangan air banjir,” pungkasnya. (an)