HOME // Pemerintahan

Jawa Timur Kembali Sebagai Penghasil Padi Terbesar di Indonesia

 Pada: Kamis, 27 Januari 2022

Surabaya, Media Online Kompaspublik.com- Berdasarkan Angka Sementara produksi padi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, Provinsi Jawa Timur kembali menduduki peringat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.91 juta ton GKG. Pada tahun 2020, Provinsi Jawa Timur juga menduduki peringat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.94 juta ton GKG dari luas panen sebesar 1.75 juta Ha.

Sesuai data tersebut, Provinsi Jawa Timur dapat  mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di Indonesia, disusul provinsi lain di Indonesia yaitu Jawa Tengah dengan produksi sebesar 9,8 juta ton GKG, Jawa Barat dengan produksi sebesar 9,4 juta ton GKG, Sulawesi Selatan dengan produksi sebesar 5,2 juta ton GKG, Sumatera Selatan dengan produksi sebesar 2,5 juta ton GKG, Lampung dengan produksi sebesar 2,5 juta ton GKG, Sumatera Utara dengan produksi sebesar 2,1 juta ton GKG, Aceh dengan produksi sebesar 1,7 juta ton GKG, Banten dengan produksi sebesar 1,6 juta ton GKG, dan NTB dengan produksi sebesar 1,4 juta ton GKG.

Sedangkan sepuluh daerah sebagai penyumbang terbesar dalam produksi padi di Jawa Timur  adalah Ngawi dengan produksi sebesar 818,62 ribu ton GKG, disusul Lamongan dengan produksi sebesar 804,82 ribu ton GKG, Bojonegoro dengan produksi sebesar 690,08 ribu ton GKG, Jember dengan produksi sebesar 620,34 ribu ton GKG, dan Banyuwangi dengan produksi sebesar 521,43 ribu ton GKG. Kemudian Tuban dengan produksi sebesar 488,66 ribu ton GKG, Madiun dengan produksi sebesar 464,93 ribu ton GKG, Nganjuk dengan produksi sebesar 437,62 ribu ton GKG, Ponorogo dengan produksi sebesar 416,10 ribu ton GKG, dan Gresik dengan produksi sebesar 375,06 ribu ton GKG.

Baca Juga :  Musrenbang RKPD 2023, Pemkab Mojokerto Prioritaskan Pemulihan Ekonomi

Sebagai catatan, BPS juga menjelaskan bahwa angka produksi padi 2020 merupakan angka tetap. Sementara angka produksi padi 2021 merupakan angka sementara karena masih mengandung angka potensi luas panen (Oktober-Desember) dan  menggunakan produktivitas tahun sebelumnya (September – Desember). Angka luas panen 2021 terdiri dari angka realisasi luas panen Januari hingga September dan potensi  luas panen Oktober  hingga Desember. Angka  produktivitas yang digunakan untuk  penghitungan produksi padi bulan September  sampai  dengan Desember 2021  merupakan angka  produktivitas hasil Survei  Ubinan Subround III 2020. Oleh karena itu, angka luas panen  dan produksi padi/beras 2021 dapat  berubah setelah diperoleh angka realisasi luas panen hasil Survei KSA  periode Oktober  hingga Desember dan angka realisasi produktivitas hasil Survei Ubinan  Subround  III (September-Desember) 2021.

Maka dari itu, Gubernur Khofifah memastikan, bahwa pihaknya akan melakukan berbagai upaya dalam mempertahankan produksi padi ini. Di antaranya yakni, mengoptimalkan seluruh lahan pertanian di Jawa Timur, menjaga petani tetap berproduksi dengan cara diberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian seperti benih dan saprodi.

“Kemudian, melakukan pemantauan untuk antisipasi dampak perubahan iklim dan serangan OPT serta memanfaatkan teknologi benih dan teknologi mekanisasi,” pungkasnya.(an)


Sudah dibaca : 28 Kali
 


Berkomentarlah yang bijak. Apa yang anda sampaikan di kolom komentar adalah tanggungjawab anda sendiri.