Media Allround- Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto melaksanakan agenda penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat Kabupaten Mojokerto tahun 2022 yang berlangsung di Pendopo Graha Maja Tama (GMT), Rabu, (18/5) pagi. Hal tersebut dilakukan guna menyediakan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana program kegiatan yang dapat disosialisasikan kepada penyelenggara maupun masyarakat.
Kegiatan ini diikuti sebanyak total 147 peserta dari unsur penyuluh pertanian Kabupaten Mojokerto dan pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Mojokerto. Dengan landasan hukum Undang-undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian.
Dalam sambutan arahannya, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati meyakini dengan kekompakan Dinas Pertanian dengan slogan ‘Pertanian Maju, Mandiri dan Modern’, dapat menyelesaikan setiap permasalah yang ada, khususnya dalam menghadapi wabah PMK yang melanda saat ini.
Ia mengatakan, dengan adanya wabah PMK yang melanda baik di wilayah Kabupaten Mojokerto maupun nasional ini, memberikan dampak ekonomi bagi komoditi ternak.
“Ini secara langsung maupun tidak langsung pasti akan sangat mempengaruhi nilai ekspor dari komoditi yang terkait dengan ternak ruminansia dari Indonesia”, ucapnya.
Terkait dengan penyusunan program penyuluhan pertanian, Ikfina berharap tidak hanya menjadi suatu kegiatan yang dilaksanakan begitu saja, tetapi harus menjadi program yang jelas. Sehingga nanti bisa diharapkan oleh para petani di Kabupaten Mojokerto.
“Program ini pasti tidak akan sama dengan program pertanian di daerah yang lain, karena kita di masing-masing daerah mempunyai spesifikasi masing-masing, baik dari sisi kondisi alam geografisnya, tanahnya, cuacanya, maupun dari sisi karakteristik petaninya, bagaimana menyusun program, sehingga kemudian bisa melaksanakan kinerja kalian targetnya itu adalah ketahanan pangan dan kesejahteraan para petani,” bebernya.
Ikfina juga menjelaskan tentang peran penting pemerintah dalam pengendalian inflasi barang, karena inflasi saat ini yang dikehendaki hanya 2 sampai 4 persen kenaikannya.
“Ini menjadi salah satu penanggung jawab Dinas Pertanian dalam pengendalian inflasi karena berhubungan dengan ketersediaan barang,” ujarnya.
Kemudian dalam pembangunan sektor pertanian di Indonesia, lanjut Ikfina, tetap dianggap menjadi sektor terpenting dalam pembangunan ekonomi. Menurutnya, potensi sumber daya yang besar dan dan beragam ini, menjadi pendapatan yang cukup besar dalam skala nasional.
Kemudian Ikfina juga menjelaskan, adanya suatu permasalahan yang dari dulu dihadapi oleh para petani dan semua orang yang terlibat dalam dunia pertanian, yakni masalah permodalan, kemudian harga panen yang tidak stabil, luas garapan yang sempit, ketersediaan sarana produksi dan ahli fungsi lahan.
“Juga masalah dominasi petani tua, dan juga anomali iklim ini menjadi masalah kita semuanya dan ini merupakan ancaman besar yang kita tidak bisa kendalikan untuk saat ini, sehingga bukan kita yang mengendalikan iklim tetapi bagaimana kita menyesuaikan terhadap iklim,” tuturnya.
Dalam mengatasi masalah permodalan bagi petani, ikfina menegaskan bahwa permasalahan ini dapat diselesaikan ketika mempunyai manajemen yang bagus dengan basis data yang akurat.
“Kita telah berupaya dengan berbagai program lewat OJK dan semua bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) untuk menyediakan pinjaman-pinjaman nya untuk pertanian” ujarnya.
Ikfina juga menjelaskan bahwa kedepannya nanti, ia akan mengembangkan sektor pertanian ke arah modern, sebagai upaya untuk menarik minat anak muda dalam dunia pertanian.
“tidak lagi kita mengandalkan sistem-sistem klasik atau sudah kuno karena zaman sudah berubah,” ucapnya.
Masih Ikfina, Ia menekankan dalam program yang dibuat nanti harus sejalan dengan visi misi Pemerintah Kabupaten Mojokerto yaitu Maju, Adil, dan Makmur.
“Skala aktifitas besar dengan dua jalan besar, yang pertama adalah penguatan infrastruktur dan yang kedua peningkatan kualitas sumber daya manusia,” tuturnya.
Lebih lanjut, dalam penyusunan program tersebut terdapat strategi yang harus dilakukan, sehingga dapat mensejahterakan para pelaku sektor pertanian.
“Kita bisa melakukan efisiensi, kita bisa meningkatkan produktivitas, kita bisa meningkatkan jumlah dan kualitas, tetapi kita bisa menekan pengeluaran disitulah makna dari peningkatan kesejahteraan para petani”, bebernya.
Tak hanya itu, Pertanian di Kabupaten Mojokerto menyumbang kesejahteraan bagi masyarakat hampir seperempat dari jumlah masyarakat Kabupaten Mojokerto.
“Dengan total 1.120.000 penduduk Kabupaten Mojokerto,” pungkasnya.
Diakhir arahannya, orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto ini berharap, sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto dapat unggul dalam hal mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam maupun manusia, seperti adanya peningkatan produktivitas dan efisiensi dengan penerapan teknologi yang tepat, peningkatan nilai tambah produk pertanian dengan pengembangan industri pertanian.
“Kemudian pengelolaan lingkungan hidup yang produktif dan lestari, serta penyempurnaan sistem pemasaran produk pertanian. (Sulis/Kominfo-Mjk).