Ngawi, kompaspublik.com– Peristiwa yang terjadi sekarang ini berkekuatan tinggi dan dahsiat. Hal ini adanya tekanan semburan air bercampur lumpur yang pertama mencapai 150 meter.
“Sepertinya semburan air yang mencapai150 meter. Ini kekuatan yang dahsiat,” ujar Kapolsek Widodaren, AKP Juwahir kepada wartawan di lokasi, Minggu (5/8/2018).
Sedangkan keterangan pemilik sawah bernama Mujianto, umur 45 tahun, warga Desa Planglor Dukuh Tambakselo Selatan, Kecamatan Kedunggalar menjelaskan, bahwa semburan air yang makin besar itu berasal dari sumur pompa di sawahnya yang terletak di Desa Sidolaju. Dan sumur itu dibuat sekitar enam tahun lalu, dengan kedalaman 80 meter.
“Dalamnya sumur itu diperkirakan 80 meter, dan sumur itu dibuat enam tahun lalu. Namun sumur itu biasanya menggunakan mesin dengan daya listrik,” kata Mujianto.
Sementara informasi yang dihimpun di lapangan hingga pukul 17.30 WIB, semburan air masih terjadi dan menjadi tontonan warga sekitar. Bahkan pihak polisi telah mengambil sample empat liter air dan lumpur untuk dilakukan penelitian.
Kemudian semburan air yang keluar saat ini mulai dengan ketinggian antara 10 hingga 30 meter, dan masih tampak terlihat dari kejauhan. Sedangkan pihak polisi menerjunkan sekitar 20-an personel untuk melakukan pengamanan lokasi yang berada di 100 meter selatan ruas tol Ngawi-Mantingan yang belum selesai pembangunannya. Yakni berada di KM 563+600 Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi.
Kronologisnya, Mujianto saat itu berniat ingin memompa air untuk mengairi sawah yang akan dibajak untuk ditanami padi. Namun air yang menyembur diluar kewajaran, dan dirinya segera mematikan mesin. Tapi air tetap keluar menyembur semakin tinggi mencapai 10 hingga 30 meter.
Sekali lagi untuk diketahui, bahwa lokasi semburan air bercampur lumpur dan pasir setinggi 30 meter itu, berada di 100 meter selatan ruas tol Ngawi-Mantingan yang belum selesai pembangunannya. Tepatnya di KM 563+600 Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi. (*).
Sumber : rajawalisiber.com