Mojokerto. kompaspublik.com- Acara Forum Silaturahmi (FS) dan Buka Puasa Bersama (BPB) LSM dan Ormas yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto pada hari Rabu (06/06/2018) di Hotel/Rumah Makan Sun Palace Trowulan – Mojokerto yang dihadiri oleh Wakil Bupati Mojokerto (Pungkasiadi) beserta Jajarannya dan 46 tokoh LSM se- Mojokerto, disinyalir mengecewakan semua pihak dari tokoh-tokoh LSM/Ormas yang hadir di acara tersebut. Diantaranya Ketua LPR (Machrodji Machfud). Ketua Ormas FORKIM (Sugiantoro, S.H, S.Ip, M.Si). Ketua LSM Modjokerto Watch (Supriyo). Ketua Perhuttani (Drs. Kartini). Ketua LSM LPKN Kab/Kota Mojokerto (Drs. Morgan). Ketua LSM Lentera (Puguh, S.H). Ketua LSM Apel (Sumaji Alex). Ketua LSM Leppen (Luhur Budiman, S.T). Ketua LSM MPPKKN (Khusnul Ali). Ketua LSM LP 10 NOP 1945 (Nyoto Wibowo, S.Pd). Ketua LSM FKI-1 ( Wiwit Hariyono, S.E). Ketua Ormas Laskar Majapahit NKRI (Ust. Akhmad Sutaji).
Nampaknya kekecewaan yang dirasa oleh tokoh-tokoh LSM/Ormas tersebut berawal dari penyampaian sambutan Wabup Mojokerto, Pungkasiadi didalam acara ini yang menyatakan, bahwa LSM/Ormas tidak perlu melakukan aksi demo panas-panas lagi. Karena dirinya kasihan melihat pihak LSM/Ormas ketika melakukan demo kepanasan. Dan kenapa harus demo, kalau pejabatnya bisa diajak ngomong-ngomong sambil ngopi.
Sedangkan kekecewaan yang dirasakan oleh tokoh-tokoh LSM/Ormas lainnya, yaitu adanya pernyataan, kalau hidangan makanan nasi selalu habis dan selalu habis seperti nasi yang dihidangkan itu tidak mencukupi untuk buka puasa bersama. Sehingga teman-teman yang hadir di acara ini, banyak yang tidak berbuka puasa dengan makanan nasi tersebut. Hal ini seperti disampaikan oleh Ketua Ormas FORKIM, Sugiantoro, S.H, S.Ip, M.Si kepada kompaspublik.com diruang acara ketika teman-teman LSM/Ormas lainnya sibuk antri mengambil hidangan makanan untuk berbuka puasa bersama.
Ucapan yang menuturkan agar LSM tidak perlu melakukan aksi demo panas-panas lagi, kalau semua bisa diajak ngomong-ngomong sambil ngopi, kenapa harus demo, tampak mengecewakan tokoh-tokoh LSM/Ormas yang hadir di acara tersebut. khususnya tokoh Ormas FORKIM yang akrap dipanggil Pak Gik.
“Saya sangat menyayangkan dan kecewa dengan ucapan Wabup Mojokerto didalam sambutanya. Kenapa beliau (Wabup Mojokerto) mengucapkan LSM/Ormas tidak perlu demo panas panas, kenapa tidak ngomong ngomong dulu sambil ngopi, kenapa harus demo. Kalau Bupati/Wabup- nya cerdas, semestinya pihak LSM/Ormas yang mau demo itu, seharusnya segera mungkin diajak bicara atau ngomong, biar demo yang akan dilaksanakan oleh pihak LSM/Ormas tersebut tidak dilaksanakan. Tetapi yang dilakukan beliau (Bupati/Wabup) itu malah sebaliknya, dan justru dibiarkan, seakan-akan LSM/Ormas tidak bisa apa-apa,” Kata Pak Gik kecewa.
Selain itu, masih kekecewaannya Pak Gik, tokoh Ormas FORKIM yang dikenal cerdas, tegas dan pantang mundur ini menegaskan, bahwa acara buka puasa bersama yang diadakan Pemkab Mojokerto ini, makanan yang dihidangkan selalu habis, dan tidak mencukupi. Hal ini adanya pernyataan nasi habis yang selalu terulang dan terulang kembali. Sehingga banyak pihak yang menghadiri acara ini tidak makan untuk berbuka puasa.
“Tentunya saya kecewa adanya hidangan makanan nasi yang selalu habis dan habis terus, seperti makanan nasi yang dihidangkan tidak mencukupi. Akibatnya teman-teman LSM/Ormas yang hadir didalam acara ini, banyak yang tidak makan,” Ucap Pak Gik kecewa.
Pak Gik menambahkan, seandainya pejabatnya serta DPRD mau atau berkenan diajak bicara baik, untuk apa demo, akan tetapi semua pada ada indikasi dungu alias tuli, hingga perlu untuk di demo. Bahkan Ormas FORKIM dalam waktu dekat ini, akan adakan demo lanjutan. Karena Pemkab Mojokerto masih dipenuhi indikasi-indikasi pungli dan korupsi. (Twi).
Pak Gik menambahkan, seandainya pejabatnya serta DPRD mau atau berkenan diajak bicara baik, untuk apa demo, akan tetapi semua pada ada indikasi dungu alias tuli, hingga perlu untuk di demo. Bahkan Ormas FORKIM dalam waktu dekat ini, akan adakan demo lanjutan. Karena Pemkab Mojokerto masih dipenuhi indikasi-indikasi pungli dan korupsi. (Twi).