Mojokerto, kompaspublik.com- Semaraknya peringatan HUT RI ke 74 terlihat diberbagai penjuru wilayah Kab. Mojokerto. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan Karnaval di Desa Ngareskidul pada hari Minggu (25/8/2019) siang yang diikuti ratusan peserta dengan jumlah 18 kontingen itu berlangsung hingga petang hari.
Nampaknya start kegiatan ini terletak dilapangan timur Dusun Ngareswetan dan finish di lapangan desa yang terletak di Ngareslor. Sedangkan kegiatan ini terlihat berlangsung meriah, hingga sempat memacetkan Jalan Raya Gedeg – Ploso.
Kemudian di sepanjan jalan, Samsul Jupri, Ketua BPD Ngareskidul dari atas mobil peserta Karnaval, menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna jalan yang terganggu.
Selain itu, menurut Mas’ud Suhud, Kepala Desa Ngareskidul (Non Aktif), bahwa Karnaval yang diadakan Desa ini (Ngareskudul. Red) menjadi kegiatan rutin tahunan, dan kegiatan ini telah memasuki tahun kedua.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk memeriahkan peringatan HUT RI. Disamping itu, kegiatan ini juga untuk menggali ragam potensi masyarakat Ngares,” Katanya.
Masih Mas’ud Suhud, “Kegiatan ini dibiayai oleh dana PAD Desa setempat yang dialokasikan untuk mendukung kegiatan ini,” Jelasnya.
Lalu dari pantauan dilapangan, bahwa kontingen peserta banyak menampilkan tema-tema unik yang sesuai dengan kondisi kekinian. Seperti penampilan kontingen RT. 11 yang mengirim pesan kepedulian dengan prahara di bumi Papua. Seluruh peserta kompak mengenakan pakaian kas papua. Rompi Yokai terlilhat dikenakan ibu-ibu. Sementara peserta prianya rela mengecat tubuh menjadi hitam legam. Miniatur rumah Honai dan gerak tari-tariannya juga turut disuguhkan.
Sementara Kontingen RT. 16 yang dipimpin Cak R.Khan tak kalah menarik menampilkan ritual unik dan mendebarkan. Ritual yang diberi nama Kebo Edan itu dimulai dengan pembakaran dupa dan kemenyan yang dibawa mengelilingi merah putih jumbo diikuti anggota yang masing-masing menampilkan ragam profesi mata pencaharian penduduk. Sang Kebo sendiri, menurut seniman Ngares itu melambangkan kemakmuran juga turu diangkat mengitari merah putih. Pelukis produktif itu menjelaskan, seluruh ritual untuk menunjukkan semua kompak menjaga kesetiaan pada NKRI.
Saat sampai di lapangan finish, ritual kebo edan membuat penonton histeris. Beberapa peserta yang menggotong kebo edan tampak bergelimpangan kesurupan mengendalikan kebo yang mengamuk.
Beberapa warga yang menonton karnaval menyatakan kepuasannya dengan atraksi yang disuguhkan peserta. Alful Layla warga Ngareslor mengatakan ditingkat RT saja peserta karnaval sudah sangat menarik. Ia berharap kegiatan tersebut dapat terus diselenggarakan stiap tahunnya dengan rute yang lebih nyaman, agar tidak terhalang kendaran yang macet. (redaktur/res).